Aaswath Raman: How we can turn the cold of outer space into a renewable resource
Aaswath Raman: Bagaimana kita dapat mengubah dinginnya luar angkasa menjadi sumber daya alam yang dapat diperbarui
Aaswath Raman is a scientist passionate about harnessing new sources of energy, mitigating climate change and more intelligently understanding the world around us -- by better manipulating light and heat using nanoscale materials. Full bio
Double-click the English transcript below to play the video.
untuk menjenguk kakek nenek saya
to visit my grandparents,
are pretty mild at best --
or 72 degrees Fahrenheit
atau 72 derajat Farenheit
and not too hot.
dan tidak terlalu panas
is a hot and humid place
adalah tempat yang panas dan lembab
or 90s Fahrenheit.
atau 90-an Farenheit.
saya berpikir,
or sleep in such weather?"
atau tidur dalam cuaca seperti ini?"
saya tidak memiliki pendingin ruangan.
didn't have an air conditioner.
sebisa mungkin,
to persuade them to get one.
mereka untuk membelinya.
collectively account for 17 percent
secara keseluruhan menyumbang 17 persen
di seluruh dunia.
from the air conditioners
dari pendingin ruangan
during my summer vacations,
pada liburan musim panas saya
that keep our food safe and cold for us
tetap baik dan dingin
that keep our data centers operational.
agar pusat data tetap bekerja.
account for eight percent
menyumbang delapan persen
tiap malam
might grow sixfold by the year 2050,
bisa meningkat enam kali lipat pada 2050,
in Asian and African countries.
negara-negara di Asia dan Afrika.
in and around my grandmother's place
dan di tempat nenek saya
hal yang baik
and productivity
dan produktivitas
alarming things about climate change
mengkhawatirkan tentang perubahan iklim
cooling systems --
emitters of greenhouse gas emissions.
emisi gas rumah kaca.
to cause a feedback loop,
suatu umpan balik,
of greenhouse gases
gas rumah kaca terbesar
kilowatt-hours of electricity every year,
triliun kWh listrik setiap tahun,
yang tersedia saat ini.
to an amazing opportunity.
kita pada peluang yang besar.
in the efficiency of every cooling system
sistem pendingin sebesar 10 atau 20 persen
on our greenhouse gas emissions,
pada emisi gas rumah kaca kita,
that worst-case feedback loop.
umpan balik tersebut.
about light and heat.
bekerja tentang cahaya dan panas.
allow us to alter the flow
dapat mengubah aliran
once thought impossible.
arti pendinginan,
the value of cooling
working on this problem
that I came across about six years ago.
saya temui sekitar enam tahun yang lalu.
able to make ice in desert climates?
dapat membuat es di iklim gurun?
located in the southwest of Iran.
yang terletak di barat laut Iran.
of such structures throughout Iran,
ini di seluruh Iran,
throughout the rest of the Middle East
hampir sama di seluruh Timur Tengah
this ice house many centuries ago,
berabad-abad yang lalu
yang Anda lihat di sisi kiri
in the pool you see on the left
as the sun set.
saat matahari mulai tenggelam,
might be above freezing,
mungkin di atas titik beku,
or 41 degrees Fahrenheit,
atau 41 derajat Fahrenheit,
in the early morning hours
di pagi hari
di gedung yang Anda lihat di sisi kanan.
you see on the right,
sepanjang musim panas.
something very similar at play
melihat sesuatu yang serupa
on the ground on a clear night,
di tanah pada malam yang cerah,
is well above freezing.
jauh di atas titik beku.
if the air temperature is above freezing?
jika suhu udara di atas titik beku?
cause the water to become ice.
menyebabkan air menjadi es.
cooling on a window sill.
dekat jendela.
its heat needs to flow somewhere cooler.
mengalir ke tempat yang lebih sejuk,
is actually flowing to the cold of space.
sebenarnya mengalir ke luar angkasa.
like most natural materials,
seperti kebanyakan bahan alami
known as thermal radiation.
as infrared light right now,
sebagai cahaya inframerah sekarang
menggunakan kamera termal
with thermal cameras
like the ones I'm showing you right now.
seperti yang saya tunjukkan sekarang.
is sending out its heat
mengantarkan panasnya
dan mengirimnya kembali.
that's responsible for climate change.
bertanggungjawab atas perubahan iklim.
to understand.
penting untuk difahami,
all of that heat.
semua panas itu.
di planet yang jauh lebih panas.
on a much warmer planet.
eight and 13 microns,
as a transmission window.
yang disebut jendela transmisi.
that goes up as infrared light
yang naik sebagai cahaya inframerah
carrying away that pool's heat.
membawa panas kolam air.
that is much, much colder.
tempat yang jauh lebih dingin.
as minus 270 degrees Celsius,
minus 270 derajat Celcius,
panas ke langit yang lebih banyak
to send out more heat to the sky
below its surroundings' temperature.
di bawah suhu lingkungannya.
known as night-sky cooling
pendinginan langit malam,
by climate scientists and meteorologists
ilmuwan iklim dan ahli cuaca
yang sangat penting.
of my PhD at Stanford.
simplicity as a cooling method,
sederhana cara pendinginan
had investigated this idea
insinyur telah meneliti ide ini
at least one big problem.
cooling for a reason.
untuk suatu alasan.
that's doing the cooling,
melakukan pendinginannya,
something cold the most,
sesuatu yang dingin,
you're going to look up to the sun.
menghadap ke matahari,
this cooling effect.
menetralkan efek pendinginan ini.
menghabiskan banyak waktu
spend a lot of our time
dapat menyusun bahan
we can structure materials
new and useful things with light --
yang baru dan berguna dengan cahaya --
than the wavelength of light itself.
panjang gelombang cahaya sendiri.
or metamaterials research,
atau riset metamaterial,
to make this possible during the day
yang ini bisa dilakukan pada siang hari
a multilayer optical material
bahan optik multilayer
gambar hasil mikroskop ini.
than a typical human hair.
rambut manusia umumnya.
two things simultaneously.
pada waktu yang sama.
lets that heat out the best.
mengeluarkan panas.
menghindari pemanasan oleh matahari.
is it avoids getting heated up by the sun.
terhadap cahaya matahari.
yaitu di atas atap kampus Stanford
was on a rooftop in Stanford
untuk beberapa saat,
setelah beberapa menit,
saya tahu itu bekerja.
and counterintuitive this is:
dan berlawanan dengan intuisi ini:
out of the shade,
mengeluarkannya dari tempat teduh
from our very first experiment,
dari percobaan pertama kami,
more than five degrees Celsius,
lebih dari lima derajat Celcius
than the air temperature,
lebih dingin daripada suhu udara
was shining directly on it.
tepat di atasnya.
to actually make this material
untuk membuat bahan ini
do we make something cool,
membuat sesuatu yang keren
to do something real and make it useful.
yang nyata dan berguna.
pertanyaan besar berikutnya.
save energy with this idea?
energi dengan ide ini?
to save energy with this technology
menghemat energi dengan teknologi ini
and refrigeration systems.
dan pendinginan makanan.
kami bangun panel pendingin cairan.
fluid cooling panels,
to solar water heaters,
pemanas air tenaga surya,
they cool the water, passively,
airnya didinginkan, secara pasif,
digabungkan dengan bagian
be integrated with a component
memilikinya yaitu kondensator
called a condenser,
underlying efficiency.
sistem tersebut.
in Davis, California, shown right here.
di Davis, California.
improve the efficiency
kami dapat meningkatkan efisiensi
as much as 12 percent in the field.
to its first commercial-scale pilots
meluncur pada skala komersial pertama kali
and refrigeration space.
to integrate these kinds of panels
dapat menggabungkan panel ini
building cooling systems
yang lebih efisien
usage by two-thirds.
energinya sebanyak dua per tiga.
be able to build a cooling system
membangun sistem pendinginan
dapat mempertahankan
actually maintain
below the air temperature
Celcius di bawah suhu udara
on a hot summer's day.
di siang hari yang panas.
about all we can do for cooling,
sesuatu untuk pendinginan,
yang masih perlu dilakukan.
to a more profound opportunity
kesempatan yang lebih besar
luar angkasa
process here on earth.
dengan energi di bumi.
I'd like to highlight are solar cells.
saya soroti adalah sel surya.
the hotter they are.
mereka menjadi kurang efisien.
mempertimbangkan jenis mikrostruktur
with deliberate kinds of microstructures
of this cooling effect
efek pendingan ini
at a lower temperature.
pada suhu lebih rendah secara pasif.
bekerja lebih efisien.
to operate more efficiently.
of opportunities further.
kesempatan ini lebih lanjut.
menggunakan dinginnya luar angkasa
we can use the cold of space
skenario yang tak terduga.
generate power with this cold.
secara langsung dengan dingin ini.
between us here on earth
di antara kita di Bumi dan
sesuatu bernama mesin panas
something called a heat engine
power-generation device
alat penghasil listrik malam hari
amounts of electricity
jumlah listrik yang cukup
cahaya dari kegelapan?
is being able to manage
kemampuan untuk mengelola
that's all around us.
cahaya inframerah;
sesuai keinginan kita,
the flows of heat and energy
panas dan energi
with the cold darkness of space,
gelap dan dinginnya luar angkasa
where we, as a civilization,
sebagai suatu peradaban
our thermal energy footprint
energi kita dengan lebih bijak
this ability in our toolkit
you're walking around outside,
is essential to life on earth itself,
terhadap kehidupan di bumi,
has something to offer us as well.
langit lainnya juga bermanfaat.
ABOUT THE SPEAKER
Aaswath Raman - Applied physicist, engineerAaswath Raman is a scientist passionate about harnessing new sources of energy, mitigating climate change and more intelligently understanding the world around us -- by better manipulating light and heat using nanoscale materials.
Why you should listen
Aaswath Raman is an assistant professor of electrical and systems engineering at the University of Pennsylvania. He is also co-founder of a clean energy startup, SkyCool Systems, where he is its chief scientific officer. He initiated and led the development of radiative sky cooling, a technology that he originated as a research associate at Stanford University, beginning in 2012.
Raman is deeply interested in the intersection of science, technology and development work, and he has previously collaborated on projects to redesign refugee camps with UNHCR and to rethink governance in rural Sierra Leone. In recognition of his breakthroughs in developing radiative sky cooling, in 2015 he was named one of MIT Technology Review's "Innovators Under 35."
Aaswath Raman | Speaker | TED.com