Rich Benjamin: My road trip through the whitest towns in America
Rich Benjamin: Perjalanan saya ke kota-kota kulit putih di Amerika
The author of "Whitopia," Rich Benjamin sharply observes modern society and politics. Full bio
Double-click the English transcript below to play the video.
greet your children by name;
menyapa anak Anda dengan namanya;
mengemudi 20 menit saja
just 20 minutes
sejauh 43,452 km selama dua tahun,
dengan kulit putih terbanyak di Amerika.
and whitest counties in America.
dalam tiga cara:
six percent population growth since 2000.
pertumbuhan populasi sejak tahun 2000.
comes from white migrants.
berasal dari imigran kulit putih.
has an ineffable charm,
yang tak terlukiskan,
para Whitopia menjalani hidup,
Whitopias are ticking,
di setiap tiga tempat ini:
apiece in three of them:
a beautiful town of red rock landscapes.
kota indah dengan lanskap bebatuan merah.
mengirimkan keluarganya ke St. George
dispatched families to St. George
karena iklim yang panas dan tandus.
of the hot, arid climate.
dan sebutan itu melekat sampai saat ini.
and the name sticks to this day.
like an anthropologist.
seperti seorang antropolog.
semua makelar kekuasaan di masyarakat,
the power brokers in the communities,
di mana saya harus berada,
where I needed to be,
in these communities.
Partai Demokrat dan Republikan.
and Republican clubs.
a home at the Entrada,
rumah di Entrada,
mewah di kota itu.
premier gated communities.
(sejenis penginapan murah) untuk saya.
or Howard Johnsons for me.
dan bukan seperti pengunjung.
and not like a visitor.
yang tepat di Whitopia.
symbol of Whitopia.
memegang tongkat golf.
setidaknya tiga kali seminggu.
at least three times a week.
selama trip ini terjadi di lapangan golf.
during my trip were on the golf courses.
invited me to golf in his private club
bermain golf di klub pribadinya
orang ini harus mengajari saya
this fellow had to teach me
dan umpan apa yang harus digunakan.
setiap akhir minggu.
dengan taruhan USD 10.
about the hands that they drew,
tentang kartu yang mereka dapatkan,
tentang kepercayaan sosial mereka.
about their social beliefs.
dan kasar yang pernah saya alami
salty conversations I ever had
many dinner parties, and in return,
pesta makan malam, dan sebagai gantinya,
ke pesta makan malam mereka,
and to their pool parties,
a big issue in this Whitopia.
masalah besar di Whitopia.
bagian Imigrasi Ilegal
on Illegal Immigration
dan aktif melawan imigrasi,
against immigration,
adalah betapa panasnya perdebatan ini.
is what a hot debate this would become.
jadi seperti itulah.
and so it has become.
a cabin I rented for myself
kabin yang saya sewa untuk saya sendiri
di terusan Idaho Utara yang indah.
North Idaho panhandle.
for myself, also by phone.
saya sendiri, juga melalui telepon.
Before You Die" lists Coeur d'Alene --
Before You Die" mendaftar Coeur d'Alene --
bagi pemburu, nahkoda, dan nelayan.
boatmen and fishermen.
ternyata berguna di Coeur d'Alene.
came in handy in Coeur d'Alene.
para polisi pensiunan LAPD.
11,000 keluarga dan polisi
setelah kerusuhan rasial L.A.,
after the L.A. racial unrest,
membangun komunitas ekspatriat.
an expatriated community.
punya budaya senapan yang kuat.
has a strong gun culture.
pengedar senjata daripada pom bensin.
has more gun dealers than gas stations.
seorang warga untuk membaur?
the gentleman behind the counter
pria di balik meja kasir
my New York City driver's license.
as I thought I might have been.
seperti yang pernah saya pikirkan.
is the peculiar brand of paranoia
adalah suatu ketakutan yang aneh
banyak polisi dan senapan di mana-mana.
when so many cops and guns are around.
more Confederate flags than black people.
bendera Konfederasi daripada kulit hitam.
bendera Konfederasi
pada hiasan telepon seluler,
from my hidden lake cabin
dari kabin tepi danau tersembunyi saya
the religious arm of Aryan Nations,
kelompok religi bangsa Arya,
sewaktu saya berkunjung.
retreat during my visit.
saya sadar telah melakukannya.
I'm aware of ever to have done so.
yang berkesan dari retret itu ...
episodes of that retreat...
mendekati saya diam-diam.
sidled up next to me.
"Hey Rich, saya ingin kau tahu satu hal.
Rich, I just want you to know one thing.
Melainkan separatis kulit putih.
We are white separatists.
are neither white supremacists
maupun separatis kulit putih
for explicitly racial reasons at all.
alasan rasial yang gamblang sama sekali.
ketenteraman, keamanan --
security, safety --
tersirat terhadap kulit putih itu sendiri.
to whiteness in itself.
north of Atlanta.
kawasan elit pinggir kota Atlanta Utara.
in this Whitopia
at First Redeemer Church,
sampai punya mobil golf
that it has golf carts
banyak halaman parkir di sana.
its many parking lots on campus.
saya lebih nyaman di Whitopia ini
I was more comfortable in this Whitopia
atau bahkan di pinggir kota Boston.
or even a suburban Boston.
saling mengenal secara historis.
historically familiar to one another.
is a push-pull phenomenon,
adalah fenomena tarik ulur,
dan tarikan yang memikat,
and alluring pulls,
kesadaran dan bias ketidaksadaran.
of conscious and unconscious bias.
not for racist reasons,
bukan karena alasan rasial,
terdesak oleh para ilegal,
minoritas, kepadatan, sekolah yang ramai.
density, crowded schools.
ditarik karena prestasi,
privatized places, privatized people,
tempat swasta, orang swasta,
how a country can have racism
suatu negara bisa mengalami rasisme
perkotaan saya yang sombong
pada penjelajahan ini.
on such a venture.
are affable and kind.
kulit putih Amerika ramah dan baik hati.
how we treat each other as human beings --
memperlakukan sesama sebagai manusia --
saat generasi orang tua saya.
my parents' generation.
to Whitopia 40 years ago?
ke Whitopia 40 tahun yang lalu?
and educationally segregated today
tempat tinggal dan pendidikan saat ini
to cook for each other,
mencari cara memasak untuk satu sama lain,
memperlakukan sesama sebagai masyarakat?
treat each other as communities?
that really hit me
yang sungguh memukul saya
tamu makan malam yang menyenangkan;
a delightful dinner guest;
adalah kampung minoritas."
my Whitopian journey was the year 2042.
perjalanan Whitopia saya yaitu tahun 2042.
the American majority.
menjadi mayoritas di Amerika.
masih akan ada Whitopia?
semakin banyak pemisahan yang ada,
that the more segregation we have,
kesadaran dan bias ketidaksadaran.
conscious and unconscious bias.
27,000 mile journey
dan bagaimana orang kulit putih pergi,
white people are fleeing,
bersenang-senang selama perjalanan saya.
so much fun on my journey.
tentang diri saya sendiri.
so much about myself.
in a Whitopia --
akan tinggal di Whitopia --
every chance I get.
bermain golf setiap ada kesempatan.
dan gereja megah di Whitopia.
and megachurches back in Whitopia.
ABOUT THE SPEAKER
Rich Benjamin - Social observerThe author of "Whitopia," Rich Benjamin sharply observes modern society and politics.
Why you should listen
In his essays, book reviews and other writing, Rich Benjamin gives thoughtful commentary on the changing nature of politics and culture. For his 2009 book Whitopia, he took a 26,909-mile journey through the heart of America's whitest locales, small towns and exurbs where white populations are concentrating as America, meanwhile, becomes ever more diverse. His book asks America to imagine itself in 2042, when whites are no longer the majority. What form will diversity take?
Benjamin is a senior fellow at Demos, a multi-issue think tank, and is just completing a novel on money, loss and heterosexual melancholy.
Rich Benjamin | Speaker | TED.com