Vincent Cochetel: I was held hostage for 317 days. Here's what I thought about…
Vincent Cochetel: Saya disandera selama 317 hari. Tentang inilah saya berpikir..
Vincent Cochetel is the Director of the Bureau for Europe at the United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Full bio
Double-click the English transcript below to play the video.
kemanusiaan mereka
their humanity,
sebagai insiden keamanan
pekerja sosial kemanusiaan
of humanitarian aid workers
sedikit kenyamanan
di Chechnya ditahun 90an
in Chechnya in the '90s.
logistik, pakar penampungan
shelter experts,
banyak terlupakan
dihukum untuk kejahatan ini.
for these crimes.
hidup didalam diriku
setiap hari
meaning every day.
sudut gelap dibenak saya
the dark street of my mind.
disisi para korban
to be at the side of the victim,
kenyamanan, perlindungan
some comfort, some protection,
protection themselves,
untuk diri mereka sendiri
di surat kabar hari ini
of your newspaper these days
para sandera dieksekusi..
terhadap kejahatan ini?
so indifferent to these crimes?
bersama anda.
untuk mengingat mereka.
to remember them.
dari dedikasi hidup mereka.
to which they dedicated their lives.
di Kaukasus Utara,
for Refugees to the North Caucasus,
kendaraan yang berumpan,
vehicles, decoy cars,
mengganti tempat tinggal,
changing homes,
tibalah giliran saya.
of January '98, it was my turn.
in Vladikavkaz with a guard,
dengan penjaga,
bersenjata.
meletakkan penjaga dilantai,
they put him on the floor,
and forced to kneel,
dan dipaksa berlutut,
pressed against my neck.
dileher.
berdoa
no time for praying.
the life I'd just left behind.
saya tinggalkan.
bukan untuk membunuh saya
were not there to kill me,
memerintahkan penculikan saya
had ordered my kidnapping.
started that day.
dimulai hari itu.
tentang penawanan 317 hari.
some of those 317 days of captivity.
setiap hari,
2 kali.
would come, normally two.
dan kegelapan itu kembali.
and I returned to darkness.
ditempat tidur saya.
4 langkah kecil.
langkah yang kelima.
tak seorangpun untuk berbicara
no newspaper, no one to talk to.
one for water, for one waste.
satu untuk air, satu untuk limbah
can be a pastime for guards
bisa menjadi hobi bagi penjaga
atau ketika hanya bosan atau mabuk?
or when they are just bored or drunk?
perlahan-lahan
are particularly difficult to describe.
sulit dijelaskan
yang tidak ada?
kesepian saya yang mendalam
of loneliness I reached
antara kewarasan dan kegilaan.
between sanity and madness.
saya bermain permainan catur khayalan.
I played imaginary games of checkers.
mencoba mengelabui pihak yang lain.
trying to trick the other side.
family and my colleague, the guard, Edik.
keluarga dan rekan, penjaga saya, Edik
waktu saya
latihan fisik ditempat
exercise on the spot.
beragam permainan menghafal
of memorization games.
dan pikiran yang tidak normal.
and thoughts that are not normal.
to resist, to shout, to cry,
untuk melawan, berteriak, menangis,
anda untuk tutup mulut
orders you to shut up
tiada seorangpun yang menengahinya.
there is no one to arbitrate.
very aggressively, and he told me,
sangat agresif, dan berkata kepada saya,
and beg for your food."
dan memohon untuk makanan anda"
jadi saya menghinanya.
so I insulted him.
I insulted his ancestors.
he threw the food into my waste.
ia membuang makanan ke dalam limbah saya.
with the same demand.
dengan permintaan yang sama.
the body was full of pain.
tubuh ini dipenuhi oleh rasa sakit.
ketika yang anda makan begitu sedikit.
when you have so little.
untuk mendapatkan suatu lilin
to make it to another candle.
ke Chechnya,
from North Ossetia to Chechnya,
didalam bagasi mobil yang berbeda,
in the trunks of different cars,
bernama Ruslan.
mengikat saya pada kursi,
to tie me on the chair,
pertanyaan-pertanyaan.
I could not understand,
saya tidak dapat mengerti,
saya tidak mau mengerti.
I did not want to understand.
was the duration of the tape:
durasi rekaman itu:
saya tidak tahu apakah itu,
I don't know what it was,
diatasku,
orang-orang berlarian.
diajukan ke saya
Apakah ia merasa lebih baik?"
Is he feeling better?"
membocorkan beberapa detail
may have leaked some details
memasok obat-obatan untuk klinik lokal
supplying medicines to local clinics
untuk menjadi lebih baik.
we talked about families.
tentang keluarga.
senjata, mobil dan wanita,
about cars, about women,
senjata, kendaraan, wanita.
about cars, about women.
lagu rekaman terakhir.
the last song on the tape.
yang pernah saya jumpai.
suatu komoditi.
ketempat lain.
to another place.
sangat dekat -- sangat tidak lazim --
very close -- it was quite unusual --
suara yang sangat halus, ia berkata,
a very soft voice, he said,
diberikan kepada keluarga saya
provided my family
Dagestan"
in nearby Dagestan."
dapat saya berikan?
It was like a blade in the belly.
Rasanya seperti pisau didalam perut.
secara internal untuk merekonsiliasi
to try to reconcile
to assist that family
untuk membantu keluarga itu
prajurit peruntungan.
segala sesuatu yang kami lakukan
bagaimana mereka melihat kami.
that they know why we are there
mereka tahu mengapa kami berada di sana
diasumsikan begini.
is not that easy,
hal ini tidak mudah,
bukanlah pengganti jalan keluar politik.
a substitute for political solution.
satu nyawa merupakan hal yang penting.
yang anda buat
difference you make --
sekelompok kecil orang
a small group of individuals --
gempa bumi atau topan badai,
an earthquake or a typhoon,
datang dari seluruh dunia,
coming from all over the world,
yang menanyakan hal ini.
ketika kita membantu pengungsi,
when we help refugees,
atau orang tanpa kewarganegaraan,
by conflict, or stateless persons,
penderitaan yang luar biasa,
by overwhelming suffering,
mereka berhenti di situ.
banyak cara untuk membantu mereka.
so many ways people can help.
untuk membantu,
to provide some assistance,
memberikan kenyamanan,
saya tidak tahu, hanyalah manusia.
I don't know, simply human.
the day of my release.
dihari pembebasan saya.
bertemu perdana menteri Perancis-saat itu.
I met the then-French prime minister.
to go to the North Caucasus.
untuk pergi ke Kaukasus Utara.
masalah yang anda buat untuk kami."
problems you've created for us."
keadaan bahaya adalah tanggung jawab.
in danger is responsible.
seorang pun dengan serius ingin berhenti,
seriously wanted to stop,
membutuhkan dan sedikit perlindungan
and a bit of protection
bagi mereka.
for the people.
tentang hal ini?
Tanggung jawab untuk Melindungi.
Responsibility to Protect.
on various parameters.
berbagai jenis parameter.
but there is worse than failing --
tapi ada yang lebih buruk daripada gagal -
saat kita bisa.
if you sign up for this sort of job,
jika anda mendaftar kerja untuk jenis ini
of joy and sadness,
kebahagiaan dan kesedihan,
dapat dibantu,
we cannot help,
banyak orang yang tidak terselamatkan.
a lot of people we did not save.
penderitaan mereka dari dekat
their suffering from close,
of that suffering on yourself.
kedalam diri anda sendiri.
banyak kepahitan.
with a lot of bitterness.
di mana mereka menjadi saksi,
where they are witness,
membawa perubahan.
to bring any change.
menerima kenyataan
into positive energy.
menjadi energi yang positif.
pekerjaan lain yang seperti ini.
there is no other job like this.
anda lakukan setiap hari.
you make every day.
resiko yang mereka hadapi
know the risk they are taking
in post-conflict environments,
dalam lingkungan pasca-konflik,
semakin terancam,
increasingly life-threatening,
kemanusiaan menjadi tiga kali lipat?
aid workers has tripled?
in Somalia in the late '80s,
di Somalia pada akhir '80 -an,
were sometimes victims
menjadi korban
kerusakan jaminan.
target serangan tersebut.
the target of these attacks.
bendera biru PBB atau Palang Merah
a U.N. blue flag or a Red Cross
over the last 20 years,
20 tahun terakhir,
hibrida semacam ini
cara untuk berkomunikasi.
questioned, and often ignored,
dipertanyakan, dan sering diabaikan,
we have abandoned the search for justice.
telah meninggalkan pencarian keadilan.
no consequence whatsoever
para pekerja sosial kemanusiaan
humanitarian aid workers.
not to seek any form of justice.
tidak mencari segala bentuk keadilan.
itu yang diberitahukan kepada saya.
that's what I was told.
the life of other colleagues.
rekan-rekan anda.
melihat vonis
penculikan saya.
with my kidnapping,
of the humanitarian aid workers
pekerja sosial kemanusiaan
antara tahun '95 dan '99
between '95 and '99,
kejahatan perang oleh hukum internasional.
are war crimes in international law.
tidak dibiarkan begitu saja.
terhadap relawan kemanusiaan
against humanitarian aid workers
kemanusiaan itu sendiri.
compared to the refugees I work for.
dibandingkan dengan para pengungsi.
my whole town destroyed.
kota saya hancur
kerabat saya tertembak didepan mata saya.
my relatives shot in front of me.
perlindungan dari negara saya tidak ada.
the protection of my country.
dibandingkan dengan para sandera lain.
compared to other hostages.
empat sandera telah dipenggal.
four hostages were beheaded
I was kept in captivity.
keberadaan saya.
that I got from my relatives,
dari para kerabat saya,
from people I didn't know.
orang-orang yang tidak saya ketahui.
kegelapan selama bertahun-tahun.
to come out of the darkness.
with the same attention.
perhatian yang sama.
after a traumatic incident,
setelah mengalami kejadian traumatis,
yang saya kenal secara pribadi.
went through a difficult divorce
telah melalui perceraian yang sulit
anything anymore to their spouse?
lagi kepada pasangan mereka?
this beautiful inscription at the top.
tulisan yang indah dipuncaknya.
tidak ada yang terlupakan."
nothing is forgotten."
yang hilang.
mengingat dedikasi mereka
kemanusiaan diseluruh dunia
aid workers around the world
harapan yang mereka bawa dimatikan.
they have brought to be switched off.
bertanya, "Mengapa masih anda lanjutkan?
asked me, "But why do you continue?
semacam ini?
my kidnapper had won.
telah menang.
ABOUT THE SPEAKER
Vincent Cochetel - HumanitarianVincent Cochetel is the Director of the Bureau for Europe at the United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
Why you should listen
Vincent Cochetel is the Director of the Bureau for Europe at the United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). There he focuses on the specific challenges of the region — maintaining quality in asylum-seeking procedures, ensuring access to protection for those fleeing the conflict in Syria, combatting a rise in xenophobia, and allocating resources for those affected by conflicts of the past.
In 1998, Cochetel was kidnapped near Chechnya. For 317 days, he was chained to a bed frame in a cellar and deprived of light. But far from withdrawing from humanitarian work, the experience made him more determined than ever to improve the rights of refugees worldwide. He has written articles on numerous refugee issues and contributed to the drafting of several UNHCR training manuals related to staff safety, emergency management, and protection.
Vincent Cochetel | Speaker | TED.com