Chris Burkard: The joy of surfing in ice-cold water
Chris Burkard: Kegembiraan berselancar di air sedingin es
Chris Burkard travels to remote, risky and often icy locations to capture stunning images that turn traditional surf photography on its head. Full bio
Double-click the English transcript below to play the video.
this was the face of pure joy,
wajah kegembiraan yang sesungguhnya,
Arctic selfie, I shiver just a little bit.
Kutub Utara ini, saya sedikit menggigil.
a little bit about this photograph.
sedikit tentang foto ini.
in the Lofoten Islands in Norway,
Pulau Lofoten di Norwegia,
right at freezing.
dengan angin yang dingin,
darah mencoba meninggalkan tangan saya,
trying to leave my hands,
to protect my vital organs.
untuk melindungi organ-organ vital saya.
and cheeks flushed red,
mata sembab, dan pipi memerah,
is somewhere I can find great joy.
saya menemukan suka cita yang luar biasa.
psychologist Brock Bastian
psikolog Brock Bastian
saat dia menuliskan,
to mindfulness.
menuju kesadaran.
of everything in the environment.
akan semua hal di sekitar kita.
of the world much like meditation."
yang mirip seperti meditasi."
then I would consider myself a monk.
maka saya rasa saya adalah biksu.
in freezing cold water?
di air dingin yang membeku?
Anda sedikit pandangan
a little perspective
satu hari dalam hidup saya.
we were hoping for good waves,
kita mengharapkan ombak yang bagus,
akan mengira ini akan terjadi.
that was going to happen.
surf photographer, right?
fotograger selancar, kan?
nama profesi itu nyata, sejujurnya.
if it's a real job title, to be honest.
tidak berpikir demikian
my job to pursue this dream career:
saya berhenti kerja demi karir impian ini:
and a tan that lasts all year long.
dan kulit sawo matang sepanjang tahun.
Life could not get any better.
Hidup tidak dapat lebih baik dari ini.
in these exotic tourist destinations.
di destinasi turis yang eksotis.
to these exotic locations,
ke lokasi-lokasi eksotis ini,
and what I was finding was only routine.
dan yang saya temukan hanyalah rutinitas.
and a constant cellular connection
dan koneksi seluler yang selalu ada
of places heavily touristed
tempat-tempat yang banjir turis
for me to start feeling suffocated.
untuk mulai merasa sesak.
ruang-ruang terbuka yang liar,
yang telah dicoret oleh orang lain
others had written off
and too dangerous to surf,
dan terlalu berbahaya untuk berselancar,
against the mundane,
melawan kefanaan ini,
one thing I've realized,
as surf photography,
seperti fotografi selancar,
memecahkan kebosanan ini, saya menyadari:
this monotony, I realized something:
of the Earth's oceans that are warm,
di bumi ini yang hangat,
around the equator.
di sekitar ekuator.
ombak-ombak yang sempurna,
to happen somewhere cold,
di suatu tempat yang dingin,
trip pertama saya ke Islandia
tepat seperti apa yang saya cari.
exactly what I was looking for.
by the natural beauty of the landscape,
we were finding perfect waves
kami menemukan ombak yang sempurna
part of the world.
had piled on the shoreline.
menumpuk di bibir pantai.
antara kami dan peselancar,
between us and the surf,
through this thing like a maze
bongkahan ini seperti labirin
mencoba untuk mencapai ombak.
trying to get into waves.
one I'll never forget,
salah satu yang takkan pernah saya lupakan
one of the last quiet places,
salah satu tempat sunyi yang tersisa,
pencerahan dan keterpautan dengan dunia
and a connection with the world
on a crowded beach.
saya dapatkan di pantai yang ramai.
di pikiran saya,
keras dan tiada ampun semacam ini,
and unforgiving environments,
Norway, Alaska, Iceland, Chile,
Rusia, Norwegia, Alaska, Islandia, Chili,
and a lot of places in between.
dan banyak tempat di antaranya.
about these places
pada tempat-tempat ini
the creativity it took just to get there:
untuk mencapainya:
melihat Google Earth
of beach or reef we could actually get to.
atau karang yang memungkinkan kami capai.
the vehicles were just as creative:
kendaraannya juga tidak kalah kreatif:
Soviet troop carriers,
pasukan Soviet enam-roda,
helicopter flights.
menakutkan saya, omong-omong.
bumpy boat ride
perahu yang berguncang
to this kind of remote surf spot,
ke lokasi selancar terpencil ini,
dengan tak berdaya dari air
helplessly from the water
merusak perkemahan kami.
and bits of our tent,
dan sebagian tenda kami,
bahwa kami berada di bawah rantai makanan
were at the bottom of the food chain
bukan milik kami.
I traded for those touristy beaches.
dengan pantai-pantai berturis itu.
to Norway -- (Laughter) --
pergi ke Norwegia -- (Tertawa) --
to appreciate the cold.
the most violent storms in the world
dan terganas di dunia
into the coastline.
yang memecah di bibir pantai.
just inside the Arctic Circle.
terpencil di dalam Lingkar Kutub Utara.
lebih banyak dari manusia,
of sheep than people,
was nowhere to be found.
membutuhkannya sulit dicari.
taking pictures of surfers,
you're getting out of the water.
kamu tidak boleh keluar dari air.
exactly what you've been waiting for:
yang selama ini kamu nantikan:
dengan ombak yang sempurna.
with perfect waves.
my finger to push the trigger,
jari untuk menekan tombol kamera,
I shook it off, whatever.
Saya mengguncangnya, apapun itu.
dan menerpa saya,
the valley and hit me,
quickly became a full-on blizzard,
dengan cepat berubah menjadi badai salju,
perception of where I was.
di mana saya berada.
out to sea or towards shore,
ke tengah laut atau ke pantai,
was the faint sound of seagulls
adalah suara samar burung camar
for sinking ships and grounding planes,
menenggelamkan kapal, menjatuhkan pesawat
I started to get a little bit nervous.
saya mulai sedikit cemas.
borderline hypothermic,
mengalami hipotermia,
menyelamatkan saya keluar dari air.
had to help me out of the water.
delirium setting in or what,
apakah saya mengigau atau apa,
where I really began to feel
di mana saya mulai merasa
it was something I was forced to earn.
adalah sesuatu yang harus saya raih.
had actually taught me something:
sebenarnya mengajarkan sesuatu pada saya
menuju kegembiraan.
is going to require us to suffer
butuh penderitaan
that I did for my photography,
yang saya lakukan untuk fotografi saya,
that was so much more meaningful to me
yang lebih berarti untuk saya
the pages of magazines.
halaman-halaman majalah.
in these places,
diri saya pada tempat-tempat ini,
I had always been searching for.
yang selalu saya cari.
and cold wetsuits
dan baju selam yang dingin
that it took just to get there,
hanya untuk sampai di sana,
what I see is just joy.
hanyalah kegembiraan.
ABOUT THE SPEAKER
Chris Burkard - Surf photographerChris Burkard travels to remote, risky and often icy locations to capture stunning images that turn traditional surf photography on its head.
Why you should listen
For most people, surfing evokes sunny sand and warm, blue water in tropical locales. In his book Distant Shores, self-taught photographer Chris Burkard detours to the coastlines of Norway, Iceland and Alaska, shooting surfers as they ride waves on icy beaches that have rarely been photographed -- let alone surfed.
Traveling to often dangerous extremes to discover unknown landscapes, Burkard composes images that transcend the simple action shots of action photography, placing nature at the center of his compositions.
Chris Burkard | Speaker | TED.com